Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Adat istiadat Mamberamo Suku Fuao Budaya Perang

 

Budaya Perang di Mamberamo (Suku Fuao)

        Mempejari  suatu budaya atau kebiasaan suatu suku,kelompok merupkan hal yang sangat penting  untuk bisa mengenal secara utuh identitas culturalnya, mengenal hal-hal yang menjadi rujukan untuk bisa memahami suatu budaya tertentu yang hidup di suatu daerah atau suatu wilayah. Perlu di ketahui juga untuk mempelajari geografisnya. Karena, geografis juga sangat mempengaruhi gaya hidup dan bisa membentuk kebiasaan hidup mereka. menurut KBBI budaya adalah: pikiran,akal budi, adat istiadat, sesuatu yang menjadi kebiasaan sukar untuk di rubah. 

Menurut Edward Burnet Tylor, kebudayaan adalah system kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan,kesenian, moral,hukum, adat istiadat.

Menurut Bronislaw Malinowski, kebudayaan sebagai penyelesaian manusia terhadap lingkungan hidupnya serta usaha untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya sesuai dengan tradisi yang ada.

Buadaya Perang di Mamberamo

        Budaya perang di mamberamo merupakan kebiasan yang terus menurus di lakuakn anatara suku atau kelompok tertentu yang ingin mepertahankan sukunya atau kelompok mereka dari lawan, dari suku lain yang merupakan musuh mereka. budaya perang ini sering terjadi juga karena ingin mempertahankan wilayah kekuasaan dan juga karena masalah perempuan. budaya perang ini tahun 50 60 masih sering terjadi di Mamberamo. Di sepanjang sungai Mamberamo yang sering di juluki sekarang Amazon Papua. Banyak sekali suku-suku yang bermukiman di sepanjang pinggiran sungai Mamberamo dan juga ada yang hidup di pegunungan Mamberamo.salah satu suku yang hidup di daerah pegunungan yaitu, suku Foja atau yang sering di bilang Foja mander,yang sebagian suku yang lari ke pante timur bonggo, kabupaten sarmi. akibat perang suku. mereka ini yang di sebut Mander bu. pada tahun 40-50 an ini orang Mamberamo masih saling membunuh tidak kenal ampun kepada lawannya. dimana budaya perang saling membunuh ini msih menutupi dan mengikat kehidupan suku-suku yang ada di Mamberamo hanya karena beberapa alasan. 

        Penulis pernah tanyakan kepada orang-orang tua yang dulu pernah ikut perang waktu mereka masih mudah sampai sekarang satu dua, orang masih hidup. menurut beberapa orang tua yang penulis tanyakan terlebih khusus di kampung Fuao, yang terletak di wilayah Mamberamo hulu paling timur dari wilayah kabupaten Mamberamo raya yang perbatasan dengan kabupaten sarmi. 

Suku Fuau didalamnya ada terdiri dari 4 bagian suku yaitu:

1. Suku gwarja: suku Gwarja ini dulu hidup di atas perahu di sepanjang sungai Mamberamo, sebab di sungai daerah rawa yang sering di tenggelamkan  oleh air sungai ketika banjir.

2. Suku negase. yang dulu hidup di pegunugann dan terdapat sungai-sungai seperti Kapuas.

3. Suku buatere: suku yang dulu hidup di pegunungan Foja. yang di sebut Foja mander.

4. Suku waugwre: suku ini dulu hidup di antara rawa dan pegunungan. mereka juga sering menggunakan perahu di sungai Mamberamo seperti suku Gwarja.

Menurut orang-orang tua adat setempat yang penulis tanyakan tentang kenapa perang suku bisa terjadi:

Menurut Daniel Guani: Budaya perang ini sudah terjadi turun-temurun dari nenek moyang orang Fuau dan beliau katakan ini terjadi di seluruh Mamberamo. Dimana budaya perang ini terjadi karena:

1. Balas dendam terhadap suku lain yang telah membunuh anggota dari suku mereka (orang Fuao). 

2. Budaya perang sering terjadi karena wilayah kekuasaan yang mereka rasa itu wilayah klaim mereka tidak boleh ada suku lain masuk diam-diam pasti akan perang antara suku tersebut kalau ketahuan. 

3. Budaya perang terjadi karena, masalah perempuan. Seperti Suku Fuao diam-diam merampas/menculik gadis dari suku lain pasti para lelaki dari suku dimana wanita yang di culik itu berasal mereka akan angkat alat perang, seperti jubi,busur, dan kayu hitam dan akan datang perang dengan suku Fuao untuk merampas gadis dari suku mereka kembali.

Menurut Boas wau dan Yonas Guani:  Budaya perang terjadi karena:

1. Mempertahankan jati diri sebagai pria yang tangguh, berani dan tidak di remehkan. Bahkan merekan punya filosofi tersendiri bahwa laki-laki yang tidak berani perang, tidak berani membalas. Berarti dia tidak punya kelamin Pria atu lebih baik di potong dan di buang. mereka sering menganggap pria seperti itu seperti wanita yang lemah, penakut dan tidak berguna. pria seperti ini akan sulit mendapatkan istri, karena tidak ada orang tua dari gadis tersebut dan wanita yang mau dengan laki-laki itu. karena mereka berpikir pria itu tidak akan mampu melindungi wanitanya

2. Perang terjadi juga karena masalah perkawinan. contohnya saya menikah dengan perempuan dari suku lain saudara perempuan saya juga harus di berikan kepada suku tersebut sebagai tukaran kalau tidak bisa memicu untuk perang. Ini budaya perkawinan orang Mamberamo, terlebih khusus orang Fuao. kenapa, karena konsep mereka kita tukar dengan benda, benda itu tidak bisa bekerja, bikin kebun,tokok sagu dan masak. Lebih bagus tukar dengan manusia sebagai pengganti wanita yang keluar dari rumah itu untuk bisa gantikan kerja, melakukan hal-hal itu juga. budaya ini sekarang masih sering terjadi.

Korban kematian akibat perang

Korban perang yang telah meninggal akan di buatkan temapat dari kayu yang sering di bilang para-para. akan di buat para-para, lalu mayatnya akan taru di atas para-para sampai membusuk dan tinggal tulang-tulang. karena. Waktu itu orang belum mengenal kalau jenazah harus di kubur.

Istri Korban perang akan menikah dengan adik iparnya dengan alasan supaya membesarkan anak-anak dari kakanya yang telah di tinggalkan. ini salah satu budaya yang terjadi di suku Fuao.

Mendamaikan perang

Cara mendamaikan perang hanya melalui satu jalur yang bisa mendamaikan adalah jika orang Fuao punya masalah dengan suku sebelah suku fuao atau lebih luasnya mamberamo harus berikan gadis dari sukunya kepada pria dari suku sebelah maka akan menciptakan perdamaian.

Konclusion

Budaya merupakan identitas suku,kelompok. Budaya perang terjadi karena, kekuasan,perempuan dan jati diri. Ini terjadi turun temurun dari nenek moyang orang Mamberamo/orang Fuau.



Posting Komentar untuk "Adat istiadat Mamberamo Suku Fuao Budaya Perang"